-->



Theme Layout

Theme Translation

Trending Posts Display

"No"

Home Layout Display

Posts Title Display

"No"

404

We Are Sorry, Page Not Found

Home Page
Kopi Gadjah dan Caffino. Foto: OTK/ writeitmagazine


Write It - Kopi bisa jadi teman yang baik bagi banyak orang untuk membuka pagi. Bisa juga untuk menemani keseharian dan kesendirian. Kopi juga memiliki peran sebagai bahan bakar obrolan dalam pekatnya malam.


Kopi giling, kopi “serius” dari kedai kopi, kopi instan atau sasetan juga kopi botolan, dan kopi lainnya anggap saja bisa kita pahami sebagai kopi. Bagaimanapun bentuk produknya selama masih ada kandungan kopi dalam bahan bakunya maka itu kami asumsikan sebagai kopi. Walaupun hanya mengandung sekian persen kopi.


Kopi dalam kemasan saset barangkali jadi yang paling akrab bagi kaum urban. Harganya murah, mudah didapatkan dan sungguh praktis.


Pada suatu hari, entah dari mana asalnya kami mendapatkan buah tangan berupa dua bungkus kopi saset. Satu Kopi Gadjah dan satu lagi Kopi Caffino Dark Cappucino. Sepertinya kemasan ini hanya dijual terbatas pada tahun lalu. Karena selama berkeliling di pelbagai pusat perbelanjaan di kota Bandung dan Bekasi kemasan semacam ini tak bisa kami jumpai.


Kopi Gadjah dan Caffino. Foto: OTK/ writeitmagazine.com


Sungguh takjub namun bukan karena isinya, melainkan karena kemasannya yang begitu mewah. Dua bungkus kopi murah itu dibenamkan dalam sebuah booklet. Kemasan yang menyerupai buka dari karton glossy yang atraktif. Kondisi ini membuanya terlihat mahal.


Bayangkan, dua bungkus kopi yang harganya tak sampai Rp 5 ribu namun memancarkan aura lain. Seperti naik kelas. Sepertinya memang cocok untuk menjadi buah tangan.


Kemasan ini seperti memiliki dua sampul. Sisi satunya memuat Kopi Gadjah dengan sepintas profilnya, sedangkan sisi satunya memuat Caffino Dark Cappucino. Kesan elegan begitu terasa. Padahal jika kita melangkahkan kaki ke warung atau kedai terdekat kopi ini sama saja dengan yang digantung atau renceng di sana. Harganya pun sama. Tapi sekali lagi, sentuhan pada kemasan membuatnya seolah berbeda, seolah produk yang betul-betul lain.


Untuk Caffino sendiri bagi kami rasanya cukup ringan. Manis dan ceria, sama seperti produk sejenis di kelasnya. Namun Caffino jauh lebih strong, lebih bold dan ada rasa pahit yang kentara. Taburan bubuk cokelat menambah kesannya tersendiri. Barangkali hanya Indocafe Cappucino yang sejajar dengan Caffino perihal strong and bold ini.


Sepertinya Caffino juga cocok untuk jadi teman menyambut pagi atau saat Anda mulai mengantuk di siang hari. Bisa juga jadi opsi untuk kopi malam hari bagi Anda yang masih ingin segelas kopi namun takut dengan efek meleknya. Rasa yang ringan namun strong and bold ini membuanya versatile di pelbagai situasi dan kondisi.


Kopi Gadjah dan Caffino. Foto: OTK/ writeitmagazine.com


Sedangkan Kopi Gadjah kami terhitung sering mengonsumsinya. Lidah kami tentu sudah mengenal.


Kemasan Kopi Gadjah terbilang unik karena memiliki kopi dan gula yang terpisah. Persis seperti Torabika Creamy Latte yang iklannya dibintangi oleh Dian Sastro.


Bagi kami, Kopi Gadjah merupakan kopi dengan rasa paling kuat di kelasnya. Pahitnya terasa, manis pun tidak terlalu karena gula bisa diatur sendiri. Bahkan jika dicampur dengan susu, kental manis atau krimer, karakter kopi dari Kopi Gadjah masih terbilang menonjol bahkan dominan. Mungkin inilah alasan perihal pemilihan nama dan logonya: Tangguh seperti gajah.


Jika diresapi lebih lanjut, kami beranggapan bahwa Kopi Gadjah juga mampu menyaingi rasa dari kopi giling yang diseduh secara tubruk atau kopi Americano yang ada di kedai-kedai kopi. Bedanya, Kopi Gadjah lebih murah dan praktis.


Kopi Gadjah. Foto: OTK/ writeitmagazine.com


Dan ketika tullisan ini dibuat, atau berbulan-bulan setelah kami menerima buah tangan tersebut, Kopi Gadjah sang idola baru tengah mengadakan promo menarik. Apa itu? Apa lagi kalau bukan beli dua saset gratis satu saset. Lumayan lah...

 

(OTK/MSY)

Leave A Reply